Mencuatnya isu ISIS bukan terjadi kali ini saja. Kala di penghujung Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, ISIS yang mengangkat Abu Bakar Al-Baghdadi sebagai “khalifah” muncul ditengah 3 isu penting yaitu: agresi Zionis Israel yang menelan korban jiwa lebih dari 1900-an warga Palestina, mewabahnya virus Ebola dan kekisruhan pilpres 2014 di Indonesia. Kini, ISIS muncul kembali di tengah masyarakat bersamaan dengan merebaknya virus Corona, mega skandal Jiwasraya dan isu kenaikan harga Gas Elpiji 3 Kg.
Jika mencermati kepanjangan dari ISIS, gerombolan ini beroperasi di Irak dan Suriah. Bukan sebuah kebetulan jika dulu Irak dipimpin Perdana menteri Nuri al-Maliki (Sudah lengser) dan Suriah masih dicengkram diktaror Bashar Assad. Keduanya juga berpaham Syiah dan didukung Iran. Bedanya, Nuri al Maliki hanya didukung Iran, sementara Assad didukung Iran dan Rusia. Hingga tulisan ini terbit, kekuasaan Bashar Assad masih eksis, sementara ISIS sudah tamat.
Antara ISIS dan Hizbut Tahrir
Awal bulan Agustus 2014, program ‘Apa kabar Indonesia malam’ di TV One menggelar diskusi bertajuk “ISIS bidik Indonesia?”. Anehnya yang diundang sebagai narasumber Wakil Menteri agama RI, Prof. Nasaruddin Umar dan Ansyad Mbai dari BNPT. Sepanjang diskusi, dua narasumber sama sekali tidak menyinggung ISIS ciptaan badan intelijen dari tiga negara seperti Inggris, Amerika dan Israel seperti yang diungkap Mantan pegawai NSA, Edward Snowden. Mengutip laman globalresearch.ca (16/7/2014), Snowden mengungkap bahwa badan intelijen dari tiga negara tersebut membentuk sebuah organisasi teroris untuk menarik semua ekstremis di seluruh dunia. Mereka menyebut strategi tersebut dengan nama 'sarang lebah'. Dokumen NSA yang dirilis Snowden menunjukkan bagaimana strategi sarang lebah tersebut dibuat untuk melindungi kepentingan zionis dengan menciptakan teroris jadi-jadian. Berdasarkan dokumen tersebut, satu-satunya cara untuk melindungi kepentingan Yahudi adalah menciptakan musuh di perbatasan. Strategi tersebut dibuat untuk menempatkan semua ekstremis di dalam satu tempat yang sama sehingga mudah dijadikan target.
Argumen Snowden diperkuat pula dengan peristiwa pasukan Suriah yang menemukan gudang ISIS penuh senjata buatan Israel. Dilansir dari laman kompas (21/7/2018) gudang senjata yang ditemukan di kota Aqrab itu berisi bahan peledak, senapan serbu, dan pistol buatan Israel. Sejak perang saudara pecah pada 2011, pemerintah Suriah sudah mencurigai adanya bantuan Israel untuk ISIS.
ISIS juga diketahui menghancurkan makam Nabi Yunus AS di Mosul. Penghancuran makam tersebut tidak hanya melukai umat Islam tetapi juga jemaat Kristiani.
Sebagai pendatang baru di timur tengah, tentu banyak pihak bertanya dari mana sumber pendanaan ISIS? Dilansir dari laman theweek.com 12 Juni 2014, setelah menjarah uang dari Bank sentral di Mosul, diperkirakan ISIS memiliki bujet dan aset sebesar 500 miliar dinar Irak atau 425 juta dolar AS. Dengan uang sebanyak ini, khalifah ISIS mampu menggaji 60 ribu loyalisnya dengan gaji 600 dolar per bulan dalam setahun. Mereka juga ditahbiskan paling kaya dibanding Taliban, Hizbullah maupun al-Qaeda.
Aktivitas gerombolan ini seringkali merugikan umat. ISIS tercatat pernah membuat kebijakan kontroversial. Laman al-Arabiya.net 16 Agustus 2014 menyebut, pada sekolah-sekolah di Raqqa-Suriah, ISIS melarang direktur sekolah dan para guru supaya tidak mengajarkan filsafat dan kimia. ISIS beralasan dua pelajaran tersebut bertentangan dengan hukum Allah.
Gagasan khilafah yang diusung ISIS juga tidak jelas arahnya mau ke mana dan apakah pimpinan ISIS itu layak diangkat sebagai “khalifah”, terlebih lagi pendanaannya berasal dari perampokan. Hal ini berbeda dengan Khilafah yang diperjuangkan Hizbut tahrir. Meski dalam taraf wacana, Khilafah versi Hizbut tahrir terdapat tahapan-tahapan untuk mencapainya, rancangan undang-undang dan siapa yang boleh dibait menjadi khalifah.
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tidak mengakui keabsahan kekhilafahan versi ISIS. Juru bicara HTI, Ismail yusanto mengatakan khilafahnya ISIS belum memenuhi empat kriteria Syariat untuk mendirikan khilafah. Pertama, khilafah Islam harus terlebih dahulu menguasai satu wilayah otonom, dan bukan berada di bawah sebuah negara. Dan kini ISIS, sebagian ada di Irak dan sebagian ada di Suriah. Kedua, keamanan ISIS tidak sepenuhnya berada di tangan muslim. Keamanan ISIS, sebagian berada di pemerintahan Irak dan sebagian lagi ada di Suriah. Ketiga, ISIS terlihat tidak memiliki kemampuan untuk menerapkan syariat Islam secara kaffah. Misalnya, ISIS tak pernah menawarkan sistem politik, ekonomi, dan lain-lain. Keempat, masih kata Ismail, pengangkatan pemimpin ISIS tidak memenuhi syarat pengangkatan seorang khilafah seperti baligh, berakal, muslim, mampu, dan lain-lain.
Masih kata Ismail Yusanto seperti dikutip harian Media umat edisi 6 Agustus 2014, jangan sampai isu pendeklarasian khilafah oleh ISIS dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk melakukan monsterisasi terhadap ide khilafah. “Monsterisasi ini menurut saya akan menimbulkan komplikasi, alih-alih akan menyelesaikan masalah ISIS, malah menimbulkan masalah baru karena mengkriminalisasi ide yang bersumber dari ajaran Islam,” tegasnya.
Mengapa ISIS Menarik bagi sebagian Umat?
Mengapa ISIS menarik minat sebagian elemen umat Islam di Indonesia? Jawabannya karena propaganda ISIS disebarkan melalui situs youtube dan media sosial facebook dan twitter. Tercatat ada beberapa situs yang mendukung terhadap aksi-aksi ISIS. Dari situs-situs inilah orang awam terutama kaula muda memberi dukungan kepada kelompok ISIS.
Deklarasi dukungan pun muncul di kota-kota seperti Jakarta, Bekasi, Solo, Malang dan Bima. Misalnya di kota Malang, acara deklarasi menyatakan setia kepada khalifah, Abu Bakar al-Baghdady awalnya digelar di masjid Ibnu Sina akan tetapi berpindah-pindah tempat hingga terlaksana di mushollah terpencil di Junrejo, Batu. Disebutkan dalam program Kompas Malam (3/8/2014), acara deklarasi berpindah pindah lokasi karena mengundang resistensi dari masyarakat. Singkat cerita, sekitar 50 orang di Baiat oleh pemimpin ansharul khilafah.
Di dalam acara baiat tersebut juga diedarkan stiker dan majalah al-Mustaqbal. “Majalah ini berisi berita, gambar-gambar eksekusi anggota ISIS terhadap tentara Irak dan juga rencana pergerakan untuk menyerang negeri Islam yang tidak sepaham. Antaranya adalah Iran dan Arab Saudi” tulis harian Jawapos edisi 3 Agustus 2014. Tak hanya itu, pada sampul belakang majalah Al Mustaqbal ada rekening Bank BCA dan Bank Muamalat untuk donasi, atas nama Tuah Febriwasyah.
Merespon kemunculan deklarasi ISIS di Malang, Forum Kerukunan Umam Beragama (FKUB) Kota Malang bersama aparat akan mengawasi aktivitas lima masjid yang dilaporkan meresahkan warga, karena kegiatannya terkesan nyleneh. “Jangan sampai disalahgunakan untuk kegiatan yang merongrong persatuan bangsa” kata Ketua FKUB Sujoko Santoso seperti diwartakan Suara pembaruan 19/8/2014. Kelima masjid itu berada di kawasan indekosan, yakni dua masjid di kawasan Tlogomas, dan tiga masjid lainnya di Jalan Veteran, di Jalan Bendungan Sigura-gura serta masjid di wilayah Dinoyo, Malang.
Melihat betapa cepatnya propaganda ISIS yang menarik minat sebagian umat yang awam, membuat kita bertanya-tanya mengapa pemerintah lamban memblokir video di youtube yang berisi propaganda ISIS?. Misalnya video berisi ajakan dari sekelompok warga Indonesia untuk bergabung dengan ISIS beredar di situs YouTube, 22 Juli 2014. Dalam video berdurasi 8 menit dengan judul Join the Ranks, seseorang yang menyebut dirinya Abu Muhammad al-Indonesi minta warga Indonesia untuk mendukung perjuangan ISIS. Yang aneh lagi menurut keterangan Mabes Polri, orang-orang di video youtube dengan ajakan mendukung ISIS merupakan “buronan” yang masuk DPO. Lantas mengapa yang bersangkutan bisa kabur keluar negeri seperti halnya beberapa koruptor kakap?.
Kalangan lintas agama kala tahun 2014 pun ikut-ikutan berkomentar. Dikatakan kelompok ISIS melenceng dari NKRI dan Pancasila. Tapi mengapa Syiah yang ajarannya jelas membahayakan akidah umat justru dedengkotnya seperti Jalaluddin rakhmat dibiarkan berkoar-koar atas nama jargon “Pluralisme”. Sekali lagi umat harus cermat terkait isu gerombolan ISIS, jangan sampai ditunggangi aliran Syiah sehingga mereka mengambil keuntungan dalam kesempitan. Pola dan gaya komentar kalangan lintas agama masih kita jumpai semisal isu ISIS mencuat lagi.
Saban tahun nama ISIS mencuat. misalnya awal tahun 2015, kala terjadi insiden penyanderaan toko Kelontong milik orang Yahudi di Perancis, nama ISIS mencuat kembali. Mengutip pewartaan laman detik.com (11 /1/2015), polisi kabarnya menemukan video milik pelaku penyanderaan, Amedy Coulibaly. dalam video itu, mengatakan mengklaim dirinya adalah anggota Negara Islam atau ISIS. Pria mirip Coulibaly itu berbicara menghadap kamera dan mengatakan dirinya keluar melawan polisi. Pola mengkait-kaitkan pelaku teror dengan ISIS bisa dijumpai di Indonesia dan negeri Muslim lain. Pembaca yang awam seringkali mengamini apa kata media mainstream.
Isu ISIS tak berhenti di Perancis, ia muncul di Bangladesh dan membuat ulama Zakir Naik kena getahnya. Serangan teror di Dhaka, 1 Juli 2016 menjadi titik balik Zakir Abdul Karim Naik. Dalam hitungan jam selepas insiden penembakan yang menewaskan 22 orang itu, ulama yang tengah naik daun ini terpaksa hengkang ke Saudi. Serangan terhadap kafe Holey Artisan bakery dan restoran O'kitchen di kawasan diplomatik Gulshan itu diklaim dilakukan Kelompok ISIS. Majalah Tempo edisi 31 Agustus 2019 menyebut, menurut pemerintah Bangladesh, salah satu pelaku diketahui penggemar Zakir dan melancarkan aksi setelah terpengaruh saluran ceramahnya di Youtube. Sejak itu, Zakir Naik tak pernah kembali.
Tuduhan yang dialami Zakir Naik juga menimpa peserta aksi damai 411 tahun 2016, dikatakan oleh Kapolri kala itu dan mantan presiden RI bahwa aksi ini disusupi ISIS. Tahun berikutnya isu ISIS masih ada lagi. Bermula ucapan Pak Syafii ma’arif di program ILC edisi 27 April 2017, beliau gubernur DKI Anies baswedan menjaga diri dari kaum radikal ISIS. Jangan beri hati apalagi dana pribadi.
Terakhir, pemerintah melalui BNPT tidak perlu mengait-ngaitkan ISIS dengan jamaah ansharut daulah (JAD), jaringan Santoso dan sebagainya. Marilah disudahi isu ISIS ini. Alangkah baiknya Pemerintah fokus pada penumpasan gerakan teror OPM di tanah Papua, sejumlah taipan yang mengemplang pajak dan mega skandal jiwasraya. Wallahu’allam bishowwab. []
KOMENTAR