Di dalam Al Quran, Allah SWT berkali-kali mengecam para penyandang disabilitas moral ini, antara lain:
(وَلَقَدۡ ذَرَأۡنَا لِجَهَنَّمَ كَثِیرࣰا مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِۖ لَهُمۡ قُلُوبࣱ لَّا یَفۡقَهُونَ بِهَا وَلَهُمۡ أَعۡیُنࣱ لَّا یُبۡصِرُونَ بِهَا وَلَهُمۡ ءَاذَانࣱ لَّا یَسۡمَعُونَ بِهَاۤۚ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ كَٱلۡأَنۡعَـٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّۚ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡغَـٰفِلُونَ)
Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.
[Surat Al-A'raf 179]
Sangat luar biasa tajam dan keras kecaman Allah SWT bahwa ternyata para penyandang disabilitas moral disamakan dengan binatang ternak malah lebih sesat. Di dalam tafsir Al Muyassar dijelaskan bahwa binatang saja masih mampu melihat sesuatu yang dapat memberikan manfaat dan mudharat untuk dirinya dan mereka mau mengikuti apa yang diperintahkan oleh pemeliharanya.
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, kita melihat betapa banyaknya para penyandang disabilitas moral, mulai dari tingkat yang rendah sampai yang tinggi. Katakanlah para pedagang dan pengusaha yang tega mencari keuntungan di atas penderitaan orang lain, menaikkan harga barang hingga seribu persen.
Di saat dunia dilanda oleh wabah yang sangat mengerikan, masih ada para pemimpin dan wakil rakyat yang bisu, diam seribu bahasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa, tidak mendengar keluhan rakyat dan tidak mau melihat kenyataan yang terjadi. Sudah banyak korban meninggal, tapi masih ada yang berfikir menyelamatkan proyek, seolah-olah nyawa rakyat tidak lebih berharga dari segala kepentingan yang masih mereka perjuangkan.
Barangkali inilah saatnya kita betul-betul berserah diri kepada Allah SWT, kita bermohon dan bermunajat dengan sepenuh hati dan keyakinan bahwa Dialah Allah yang Maha Kuasa menyelamatkan kehidupan manusia di permukaan bumi, sebagaimana Dia telah menunjukkan kuasaNya mengendalikan milyaran planet di alam raya ini, sehingga tidak satupun planet yang bertabrakan dengan planet lainnya, karena masing-masing berputar pada garis edar yang telah ditentukan untuknya. Semuanya bertasbih kepada-Nya, sekalian tunduk kepada-Nya, tidak seperti manusia yang suka membangkang dan mengingkari syariat yang ditetapkan olehNya.
Nashrun Minallahi Wa Fathun Qarieb
Risman Muchtar
KOMENTAR