Berdasarkan informasi yang didapatkan dari website WHO tanda-tanda umum infeksi Virus Corona termasuk gejala pernapasan, demam, batuk, sesak napas dan kesulitan bernapas. Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Jumlah korban meninggal akibat Virus Corona (2019-nCoV) di China terus meningkat. Sebagaimana yang dilansir oleh CNN.com Komisi Kesehatan Nasional China mengonfirmasi pada Minggu malam (9/02/2020) bahwa jumlah kematian di China mencapai 908. Jumlah kematian global mencapai 910, dengan satu kematian di Hong Kong dan satu di Filipina. Jumlah kasus Virus Corona yang dikonfirmasi lebih dari 40.000 kasus dengan sebagian besar di daratan Cina.
Sampai tulisan ini ditulis belum ditemukan teknologi yang bisa mendeteksi sumber virus ini. WHO dan para ahli tengah bekerja keras untuk mengindentifikasi sumber virus ini, jenis paparan, cara penularan dan pola klinis serta perjalanan penyakit. WHO menghimbau seluruh negara untuk bekerja sama dalam menghadapi wabah ini. Lalu bagaimana sikap kita sebagai seorang Muslim dalam menghadapi wabah ini? Pada fenomena luar biasa ini kita mengetahui bahwa belum ditemukan teknologi yang bisa menghentikan wabah Virus Corona dari sini kita dapat menyadari bahwasanya kemampuan manusia itu terbatas tanpa pertolongan Allah SWT.
Hendaknya kita sebagai seorang muslim menyakini bahwa musibah ini adalah ketentuan dari Allah SWT dan hanya kepada Allah kita bertawakal dan berserah diri. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat At-Taghabun ayat 11.
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah; barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu.” [QS. At-Taghabun:11]
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata:
“Maknanya: Yakni, barangsiapa yang ditimpa musibah kemudian ia mengetahui bahwasanya hal itu merupakan ketentuan dan ketetapan Allah Ta’ala, lalu dia bersabar dan mengharap pahala dari kesabarannya itu, maka Allah akan memberikan petunjuk kepada hatinya, dan mengganti apa yang hilang dari dunianya dengan petunjuk dan keyakinan yang mantap di dalam hatinya. Terkadang Allah mengganti apa yang telah diambil darinya atau menggantinya dengan yang lebih baik dari sebelumnya.”
Dalam buku ‘Rahasia Sehat Ala Nabi Muhammad SAW’ karya Nabil Thawil disebutkan bahwa wabah penyakit seperti ini juga pernah terjadi di zaman Rasulullah. Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
“Jika kalian mendengar penyakit Thaun mewabah di suatu daerah, maka jangan masuk ke daerah itu. Apabila kalian berada di daerah tersebut, maka jangan hengkang (lari) dari Thaun.” [HR Bukhari].
Tha’un sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW adalah wabah penyakit yang menular. Melalui hadist di atas Rasulullah SAW mengajari ummatnya untuk menjaga kesehatan individu dan masyarakat. Utamanya terkait isolasi daerah yang terkena wabah. Orang yang terkena penyakit menular ini harus dielimiasi di tempat khusus dan dirawat secara khusus dan tidak diperbolehkan untuk keluar dari daerah tersebut agar wabah tersebut tidak menular ke daerah lain.
Selain itu, kita juga diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk ikhtiar menjaga sistem kekebalan tubuh agar terhindar dari penyakit. Seperti hadist Rasulullah SAW
“Barangsiapa di pagi hari memakan tujuh butir kurma ajwa, maka ia tidak akan terkena racun dan sihir pada hari itu”. [HR. Bukhari no. 5779 dan Muslim no. 2047].
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin atau pengobatan spesifik untuk virus ini. Namun, gejala yang disebabkan oleh virus ini dapat diobati. Oleh karena itu pengobatan harus didasarkan pada kondisi klinis pasien dan perawatan suportif dapat sangat efektif. Hal yang perlu kita lakukan saat ini adalah melakukan pencegahan penyebaran virus dengan menerapkan pola hidup sehat. Islam memerintahkan umatnya untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan diri. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, memakan makanan yang halal, menghindari memegang mata, mulut, dan hidung ketika tangan kotor, menghindari kontak fisik dengan orang yang sakit, tidak keluar rumah ketika sakit, selalu menjaga kebersihan barang-barang dan lain-lain.
Setiap apa yang terjadi tentulah meninggalkan hikmah yang bisa kita jadikan pelajaran untuk kehidupan kita. Kita bisa banyak belajar dari fenomena luar biasa ini, di antaranya kita menyadari bawah keberadaan kita di dunia ini sebagai manusia yang lemah tanpa pertolongan Allah dan hanya kepada Allah lah kita berserah diri.
Rasulullah SAW bersabda, “ Mintalah penjagaan Allah, niscaya kamu akan dijaga. Mintalah perlindungan Allah, niscaya kamu akan berada dalam perlindungan-Nya. Jika kamu meminta pertolongan mintalah kepada Allah. Ketahuilah apabila umat manusia berkumpul untuk meminta suatu manfaat darimu, mereka tidak akan mendapatkannya kecuali Allah telah menulisnya bagimu. Apabila umat manusia berkumpul untuk mencelakai kamu dengan sesuaatu, mereka tidak akan bisa mencelakai dengan sesuatu itu kecuali Allah telah menulisnya terhadapmu, (terus) menulislah pena-pena itu dan menjadi besarlah buku-buku tersebut.” [HR Ahmad, At-Tarmidzi]. []
Nurul Mujtahidah
Sekretaris Umum IMM BSKM Yogyakarta
Nurul Mujtahidah
Sekretaris Umum IMM BSKM Yogyakarta
KOMENTAR