Ketika Pak Anwar Abbas berkunjung ke Sumatera Barat bulan yang lalu untuk beberapa kegiatan tertentu saya diajak beliau bersama Pak Hefinal. Malah sebagai orang Majelis Tabligh saya diberi kesempatan untuk memberi motivasi, antara lain saya menyampaikan bahwa beda Muhammadiyah dengan Jamaah Tabligh (JT) adalah "Masalah" dan "MasyaAllah". Di Muhammadiyah banyak masalah dan di JT banyak MasyaAllah.
Orang-orang JT suka dakwah keliling dari satu ke kota yang lain. Mereka melihat banyak AUM yang besar-besar, seperti sekolah, PTM dan RS, mereka salut dan kagum sambil mengucapkan Masya Allah.
Beda dengan JT, orang-orang Muhammadiyah suka kerja dan kerja. Selesai satu pekerjaan, bikin pekerjaan yang lain. Karena bekerja sering menghadapi masalah, dari satu masalah ke masalah yang lain. Berani ber-Muhammadiyah harus berani menghadapi masalah.
Lebih hebat lagi di Muhammadiyah orang yang banyak salah dan sering disalahkan adalah orang-orang yang aktif. Sementara orang yang tidak aktif, salahnya hanya satu, yaitu "tidak aktif". Priode berikutnya terpilih lagi, karena salahnya hanya satu, yang aktif tidak terpilih lagi karena banyak salahnya.
Saya sering mengatakan: "Berani ber-Muhammadiyah, harus berani menghadapi masalah dan harus siap disalahkan". Filosofi Minang mengatakan: "bersilang kayu dalam tungku, di situ api makanya hidup". Di mana Muhammadiyah banyak masalah, biasanya Muhammadiyahnya maju dan berkembang. Tapi jika Muhammadiyahnya tenang-tenang saja, biasanya Muhammadiyah tidak berkembang.
Di Muhammadiyah yang paling penting itu adalah ikhlas; bekerja, berjuang dan berkorban semata-mata untuk jihad fi sabilillah, menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Jangan merasa paling Muhammadiyah, dan paling berjasa di Muhammadiyah, karena yang paling berjasa itu hanyalah seorang yaitu KHA DAHLAN. Kita-kita inilah hanyalah satu mata rantai kecil dari rantai panjang perjuangan Muhammadiyah yang dimulai oleh KHA Dahlan.
Marilah kita teladani para pendahulu kita, mereka ber-Muhammadiyah betul-betul untuk memperjuangkan Islam agar Islam tegak dan terwujud dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Muhammadiyah itu bukan apa yang kita fikirkan, tetapi apa yang kita fikirkan haruslah sesuai dengan Nilai-Nilai keyakinan dan ideologi Muhammadiyah. Untuk itu mari kita baca kembali, kita fahami dan kita hayati dengan baik nilai-nilai keyakinan dan ideologi Muhammadiyah yang termaktub dalam dokumen resmi Persyarikatan Muhammadiyah mulai dari Tafsir Muqaddimah AD Muhammadiyah, Matan Keyakinan & Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCH), Kepribadian Muhammadiyah, Khittah Perjuangan Muhammadiyah dari masa ke masa, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM).
Jangan memimpin dan mengurus Muhammadiyah menurut keinginan dan kemauan kita sendiri, tetapi sebaliknya keinginan dan kemauan kita harus sesuai dengan Nilai-Nilai keyakinan dan ideologi Muhammadiyah.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan hidayah dan taufiq-Nya kepada kita semua, amien. Wallahu a'lam
Risman Muchtar
KOMENTAR