$type=ticker$cols=4$label=hide$show=post

[Edisi Terbaru]_$type=three$m=0$rm=0$h=420$c=3$snippet=hide$label=hide$show=home

Menanamkan Tanggung Jawab : Tadabbur Surat Luqman Ayat 16 -17

Oleh : Dr. Samsul Basri


يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ * يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُور

(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (Q.S. Luqman : 16-17]

Hikmah dan Pelajaran :

Beberapa pelajaran penting dari dua ayat yang mulia ini, berkaitan dengan nasehat Luqman terhadap anaknya.

Pelajaran Pertama, pelajaran tauhid. Esensi pelajaran ini bukan sekedar mengenalkan Allah itu ada, tapi konsekuensi dari ketauhidan itulah yang perlu ditanamkan bahwa tindak tanduk manusia, ucapan dan perbuatannya yang tampak atau tidak, yang besar atau yang kecil, diawasi oleh Allah. Penggambaran menarik pada ayat 15 di atas bahwa benda yang teramat kecil, yang tersembunyi di balik awan, atau yang tertanam di dalam batu gelap, dan atau yang terkubur di kedalaman tanah, tetap saja dalam pengawasan dan pengetahuan-Nya. Apatah lagi manusia, dengan posturnya yang besar dan tumbuh berkembang di permukaan bumi.

Jika seseorang merasa diawasi oleh Allah, akan  terlahir darinya rasa mas'uliyyah (pertanggung jawaban) yang baik dan mapan. Secara logika, dia akan yakin adanya penghisaban (perhitungan) amal di akhirat kelak, sehingga terdorong untuk terus berbuat dan berkarya kebaikan. Karena itulah keyakinan akan kehidupan akhirat, beramal di dunia untuk kebaikan di sana, bukanlah sebagai bentuk ramalan untuk masa depan. Dunia pasti berakhir, kiamat pasti terjadi, penghisaban dan pengadilan akan ditegakkan, lalu amalan manusia akan ditimbang, baik dan buruknya. Siapa saja melakukan kebaikan pasti akan dijumpai balasannya, demikian pula keburukan akan dijumpai pula balasannya. Allah Azza Wajalla berfirman,
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ * وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. [Q.S. Az-Zalzalah : 7-8]

Jadi jangan karena hari kiamat itu ghaib, lantas seenaknya saja mempermainkan kehidupan akhirat dengan mengatakan ramalan-ramalan yang tidak realistis, jangan hanya karena berkedudukan di mata manusia lantas sombong dengan menganggap remeh urusan akhirat. Hari kiamat merupakan salah satu rukun Iman dalam Islam. Di awal surat Al Baqarah dari ayat 1 sd 5 ditegaskan oleh Allah bahwa yang termasuk mukmin (orang yang beriman) adalah yang meyakini perkara ghaib. 

Intinya ayat ke 15 ini menggambarkan pentingnya tanggung jawab. Inilah salah satu tujuan pendidikan yang harus menjadi perhatian para orang tua, para guru, murabbi dan mu'allim kepada murid-muridnya, seperti nasehat Luqman pada anaknya menanamkan tanggung jawab. Meskipun sesuatu yang teramat kecil tersembunyi di sebuah batu yang hitam dan gelap, atau di langit atau di dasar bumi, pastilah Allah mendatangkannya. Sekecil kecilnya perbuatan manusia (baik atau buruk) pasti akan diperlihatkan dan diperhitungkan sebagai tambahan kebaikan atau keburukannya di akhirat. Ini adalah keyakinan yang tidak bisa diragukan,

Pelajaran Kedua, supaya keyakinan seperti ini tetap terjaga., maka cara menjaganya adalah dengan memperhatikan ayat ke 16, dengan memperhatikan dan menjaga 3 hal penting:

1. Memperhatikan dan menjaga shalat 5 waktu. Shalat sebagaimana diterangkan dalam hadits, sebagai pemisah antara muslim dan kafir. Jika shalat, dia seorang muslim. Jika tidak, maka dia seorang kafir. Tegakkanlah shalat dengan sebaik-baiknya, tepat waktu, dan dengan berjamaah sebab shalat yang baik akan menghadirkan keyakinan yang kuat. Shalat juga menjadi parameter suatu generasi dikatakan baik atau buruk. Generasi yang baik adalah generasi yang menjaga shalat dan generasi yang tidak memperhatikan shalat akan rusak masa depannya. Perhatikan surat Maryam ayat 59,

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.

Salah satu kriteria generasi rusak sebagaimana disebutkan ayat di atas adalah melalaikan shalat, tidak memperhatikan waktu-waktunya, mengabaikan sunnah-sunnahnya, dan meninggalkannya dianggap biasa. Jika demikian itu perilakunya terhadap shalat maka pada waktu yang sama hawa nafsu menjadi tuannya, untuk diikuti. Bisa dipastikan, siapa saja suka narkoba, pastilah karena shalatnya tidak beres, yang suka zina  pastilah shalatnya tidak beres, dlsb.

2. Amar ma'ruf nahi munkar. Dengan memperhatikan nasehat Luqman pada anaknya untuk beramar ma'ruf nahi munkar, menunjukkan bahwa anak yang shalih itu lahir dari keluarga yang shalih. Dan amar ma'ruf adalah pekerjaan kita semua. Sehingga seperti apa pun posisi atau jabatan seseorang, dia harus menjadi dai yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.

3. Bersikap sabar atas musibah yang menimpa. Sebab untuk taat kepada Allah, untuk menjaga tauhid, terdapat sejumlah ujian dan tantangan. Inilah yang disebut dengan min adzhmil umuur, diantara urusan-urusan yang sangat besar. 

Demikianlah pelajaran dan hikmah yang dapat diambil dari Surat Luqman ayat 16-17. Semoga bermanfaat! []

KOMENTAR


Nama

Buya Risman,36,Edisi Terbaru,39,Ekonomi Islam,8,Ghazwul Fikri,6,Infografis,3,Khazanah,8,Kolom,73,Konsultasi,4,Mutiara Takwa,5,Opini,9,Sains,4,Sajian Khusus,17,Sajian Utama,50,
ltr
item
Majalah Tabligh: Menanamkan Tanggung Jawab : Tadabbur Surat Luqman Ayat 16 -17
Menanamkan Tanggung Jawab : Tadabbur Surat Luqman Ayat 16 -17
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtPPkt5yANPMcNwOP2iOIBfA68CdxAyHcD3QLEDYXVAQnJZ9SuatWvFzi-SGAx6uu3cSynXOR68pB2Q3jyQW_FqbqffoTflFSKQ2ym2Jvau5VfS-BlyhVUiQDXF36auQ7YREnVvZ96vmk/s320/SamsulBashri-Masjid.jpeg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtPPkt5yANPMcNwOP2iOIBfA68CdxAyHcD3QLEDYXVAQnJZ9SuatWvFzi-SGAx6uu3cSynXOR68pB2Q3jyQW_FqbqffoTflFSKQ2ym2Jvau5VfS-BlyhVUiQDXF36auQ7YREnVvZ96vmk/s72-c/SamsulBashri-Masjid.jpeg
Majalah Tabligh
https://www.majalahtabligh.com/2020/04/menanamkan-tanggung-jawab-tadabbur-surat-luqman-16-17.html
https://www.majalahtabligh.com/
https://www.majalahtabligh.com/
https://www.majalahtabligh.com/2020/04/menanamkan-tanggung-jawab-tadabbur-surat-luqman-16-17.html
true
945971881399728876
UTF-8
Muat semua Tidak ditemukan TAMPILKAN SEMUA Baca lagi Jawab Cancel reply Hapus Oleh Beranda PAGES POSTS Tampilkan semua Rekomendasi untuk Anda UPDATE ARSIP CARI SEMUA POS Not found any post match with your request Kembali Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy