Sebagai umat dan bangsa di tengah wabah virus corona, soliditas kita sedang diuji, solidaritas, kesetiakawanan dan kepedulian kita sedang ditantang. Halaman-halaman di media sosial, WA, FB, Instagram, Twitter dipenuhi oleh artikel yang menarik. Ceramah taushiyah di YouTube tidak kalah serunya. Saling serang dan saling menyalahkan, dan perdebatan sengit di berbagai media mainstream menjadi tontonan yang menarik.
Kadang-kadang perdebatan terjebak kepada persoalan dan perbedaan diksi dan redaksi, tetapi sering mengabaikan masalah substansi yang berorientasi kepada nilai-nilai ideologi, visi dan misi. Kesetiakawanan dan kekompakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menjadi terabaikan. Kepentingan yang bersifat individual dan sektoral menjadi sangat dominan yang berorientasi kepada jabatan dan kekuasaan.
Di tengah ekonomi yang sudah mulai mandek, para kapitalis dan sekutunya masih bicara proyek, rakyat sering dijadikan objek, sementara para elit berbagi lembaran cek. Rakyat di lapis bawah, kondisinya semakin susah, mereka mulai resah, karena mereka harus tinggal di rumah, mau keluar takut kena wabah, apalagi ada larangan dari pemerintah, memang serba susah dan serba salah.
Rakyat sudah mulai menjerit, kehidupan semakin terjepit, ekonomi semakin sulit, masyarakat sudah banyak terpapar Covid, terbaring di rumah sakit. Sebagian mereka terpapar bukan karena penyakit menular, tetapi perut mereka menderita busung lapar dan mulai terkapar. Masih untung jika mereka banyak berzikir dan istighfar. Tetapi jika tidak lagi bisa bersabar, melihat anak dan isteri yang terlantar dan tergelepar. Mereka nekat keluar, pergi ke pasar, toko-toko mulai dibongkar, bukan berniat makar, tetapi karena mereka lapar dan lapar.
Kini soliditas dan solidaritas kita sedang mendapat ujian, kekompakan kita mendapat cobaan. Persatuan dan Kesatuan kita sebagai umat dan bangsa sebuah keniscayaan. Dengan bersatu, Allah akan turunkan kasih sayang Tapi jika berpecahbelah, azabNya akan datang. Rasulullah berkata:
الجماعة رحمة، و الفرقة عذاب
Bersatu itu rahmat, berpecahbelah itu azab
Allah SWT berkata:
وَٱعۡتَصِمُوا۟ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِیعࣰا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ۚ وَٱذۡكُرُوا۟ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَیۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَاۤءࣰ فَأَلَّفَ بَیۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦۤ إِخۡوَ ٰنࣰا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةࣲ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡهَاۗ كَذَ ٰلِكَ یُبَیِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَایَـٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ
Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk. [Surat Ali 'Imran 103]
Allah SWT mengingatkan kita sebagai bangsa, khususnya umat Islam, ketika kita saling bermusuhan, maka Allah mendamaikan hati kita, dengan nikmat Allah yaitu agama Islam kita menjadi bersaudara, sedangkan waktu itu kita sedang berada di tepi jurang neraka, maka Allah menyelamatkan kita dari neraka itu.
Setelah itu Allah SWT perintahkan kita membentuk ummah (organisasi) dengan tujuan dakwah, amar makruf nahi munkar, agar memperoleh kemenangan (Surat Ali Imran 104). Pada ayat berikutnya (105) Allah SWT mengingatkan: "janganlah kamu seperti (menyerupai) orang-orang yang berpecahbelah dan berselisih (bertengkar) setelah datang keterangan yang jelas. Menyerupai orang-orang yang berpecahbelah saja dan suka bertengkar diancam Allah dengan azab yang besar, apalagi kalau benar-benar berpecahbelah tentu azab Allah akan lebih besar lagi.
Mari kita perkuat jamaah dengan merajut ukhuwah, dan kita jauhi segala sesuatu yang dapat membuat pecah belah. Jauhi saling merendahkan, membuli sesama sendiri, menjustifikasi dengan gelar yang tidak baik, banyak prasangka, mencari-cari kesalahan dan membuat fitnah dengan cara ghibah, karena para penggunjing dan pembuat fitnah itu di mata Allah SWT disamakan dengan makhluk pemakan bangkai, nauzubillah [QS. Al Hujurat: 11-12]
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah dan Taufiq-Nya kepada kita dan segera melepaskan kita bangsa Indonesia dari wabah virus corona yang berbahaya dan virus perpecahan umat dan bangsa.
Nashrun Minallahi Wa Fathun Qarieb.
Risman Muchtar
KOMENTAR