"Tidak pernah ada orang yang melihat Din Syamsuddin “marah”. Kesabarannya menghadapi segala musibah bangsa sangat tinggi. Ia sopan, halus, dan bijak. Dalam menyampaikan keluh-kesah menghadapi keruwetan negeri ini pada saat ini pun diiringi senyum. Sampai-sampai terkesan pada kita ia tidak serius". Kontras dengan sikap Din selama ini yang terkesan kalem dan sangat berhat-hati, kali ini Din terlihat "galak". Artinya apa? Kita bisa menyimpulkan bahwa negara dalam keadaan gawat. Tujuan Din dalam seruan itu adalah untuk memutus lingkaran setan korupsi di negeri ini. Korupsi yang sistematik, dikendalikan negara, dan bersifat konspiratif. Din juga kecewa tidak ada penyelesaian terkait skandal megakorupsi Jiwasraya, yang sangat mungkin melibatkan istana". (cuplikan tulisan: Oleh: Smith Alhadar (Direktur Eksekutif Institute for Democracy Education)
Keresahan Din Syamsuddin melihat situasi negara yang semakin gawat telah direspon secara konkrit dan berani oleh 32 Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Propinsi di seluruh Indonesia, dengan lima tuntutan yang sangat berkaitan dengan kemaslahatan bangsa dan negara: menolak TKA terutama China, membatalkan kebijakan moda transportasi yang sangat berbahaya terhadap penyebaran virus Covid-19, memerintahkan kepada seluruh jajaran Dewan Pimpinan MUI pada semua tingkatan (kabupaten, kota, kecamatan dan kelurahan/ desa/ nagari) dalam masa pandemi Covid-19 ini, untuk mengawasi dan mengawal wilayahnya masing-masing dari keberadaan TKA, mendesak kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk tetap konsisten dan berkomitmen dalam menegakkan Pancasila dan UUD tahun 1945 dalam setiap kebijakannya, dan terakhir mendesak kepada presiden, para menteri, para gubernur, para bupati dan para walikota se-Indonesia untuk senantiasa mengedepankan sikap serta semangat nasionalisme dan patriotisme dalam memimpin negeri tercinta Indonesia. Sehingga NKRI tetap utuh, maju dan bersatu selama-lamanya.
Sekarang saatnya seluruh komponen dan eksponen bangsa bersatu, para ulama, intelektual, kaum muda dan para wakil rakyat yang ada di DPR, DPD, MPR-RI dan seluruh anak bangsa yang masih memiliki kesadaran nasionalisme yang tinggi untuk melakukan amar makruf nahi munkar dalam kehidupan berbangsa, menyelamatkan bangsa dari kehancuran dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat dan bermartabat.
Mari Kita dukung Din Syamsuddin, MUI seluruh Indonesia, Said Didu yang telah dengan berani melakukan kritik terhadap pemerintah agar kembali ke jalan yang benar, melaksanakan amanah konstitusi secara murni dan konsekwen.
Nashrun Minallahi Wa Fathun Qarieb
Jakarta, 17 Ramadhan 1441 H
Risman Muchtar
Wakil Ketua Umum MUI DKI Jakarta
Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat
KOMENTAR