ternyata manusia
bertekuk lutut di hadapan sang maha kecil
Islam adalah agama yang mengajarkan optimisme dan berfikir
positif. Allah melarang berputus asa sebagaimana firmanNya:
(یَـٰبَنِیَّ ٱذۡهَبُوا۟ فَتَحَسَّسُوا۟ مِن یُوسُفَ وَأَخِیهِ وَلَا تَا۟یۡـَٔسُوا۟
مِن رَّوۡحِ ٱللَّهِۖ إِنَّهُۥ لَا یَا۟یۡـَٔسُ مِن رَّوۡحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ
ٱلۡكَـٰفِرُونَ)
Wahai anak-anakku!
Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat
Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.” [Surat Yusuf 87]
Allah SWT juga mengajarkan kita agar melihat sesuatu tidak
secara emosional tetapi rasional, yaitu dengan menggunakan akal sehat. Melihat
tidak hanya dengan mata lahir, tapi dengan mata batin, hati dan fikiran,
sehingga mampu melihat apa yang ada di balik sesuatu.
Allah berfirman:
(كُتِبَ عَلَیۡكُمُ ٱلۡقِتَالُ وَهُوَ كُرۡهࣱ لَّكُمۡۖ وَعَسَىٰۤ أَن تَكۡرَهُوا۟
شَیۡـࣰٔا وَهُوَ خَیۡرࣱ لَّكُمۡۖ وَعَسَىٰۤ أَن تُحِبُّوا۟ شَیۡـࣰٔا وَهُوَ شَرࣱّ لَّكُمۡۚ
وَٱللَّهُ یَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ)
Diwajibkan atas kamu
berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak
menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai
sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui. [Surat Al-Baqarah 216]
Manusia, siapapun tidak suka perang, karena perang adalah
saling membunuh dan menghancurkan. Tetapi siapa yang bisa membantah bahwa
kemerdekaan Republik Indonesia yang sekarang kita nikmati diraih melalui peperangan,
yang dilakukan oleh para pahlawan bangsa, yang berani berkorban harta dan jiwa
untuk kemerdekaan bangsa dan negaranya.
Begitu juga kedaulatan sebuah negara dapat dipertahankan
haruslah dengan kekuatan dan keberanian, berperang melawan musuh yang melanggar
kedaulatan negara. Sebagai bangsa kita harus berani menghadapi dan melawan
siapapun dan bangsa apapun yang merusak kedaulatan bangsa kita, baik kedaulatan
politik maupun kedaulatan ekonomi termasuk marwah atau harga diri sebagai
bangsa yang merdeka.
Kita akan menjadi bangsa yang selalu terjajah dan akan
dijajah lagi, jika bangsa ini menjadi bangsa yang penakut, apalagi dipimpin
oleh manusia-manusia yang rakus kekuasaan dan kekayaan, yang setiap hari
memburu harta dan kuasa, yang tidak segan-segan mengkhianati ideologi negara
dan cita-cita bangsa untuk menjadi bangsa yang makmur dan sejahtera.
Secara umum manusia tidak suka mushibah, tetapi ketika mushibah apapun kita
lihat dengan semangat optimisme dan fikiran positif, mushibah akan mendatangkan
keberkahan. Melalui wabah COVID-19, Allah SWT mengingatkan manusia tentang
kelemahan dan keterbatasannya. Hanya menghadapi sebuah makhluk kecil saja yang
tidak bisa terlihat kecuali dengan mempergunakan kaca pembesar, seluruh dunia
menjadi kelimpungan, manusia kebingungan. Semua aktifitas kehidupan beralih
hanya mengurus virus yang sangat kecil ini, transportasi terhenti, ekonomi
stagnasi, akibatnya negara jadi sembrawut dan ekonomi jadi bangkrut.
Mana kedigdayaan manusia, mana negara adikuasa Amerika, mana
kesombongan China yang merasa tidak ada satu kekuatan apapun yang bisa
menghalangi kemajuan ekonominya di dunia. Semua bertekuk lutut di hadapan sang
maha kecil yang bernama korona. Peta politik berubah, Amerika diguncang demo
karena arogansi polisi membunuh seorang tokoh berkulit hitam, dan Donald Trump
yang dianggap gagal mengendalikan penyebaran virus COVID-19. Peta ekonomi juga
berubah, China mendapat penolakan serius di berbagai negara, antara lain
Vietnam, Malaysia, Philipina, dan Negara India yang sudah siap berperang
melawan China. Gelombang anti produk China bergejolak di mana-mana. Kapitalisme
Komunisme China dianggap sebuah ancaman serius termasuk di Indonesia.
Mestinya wabah virus COVID-19 mampu memberikan pelajaran
berharga kepada seluruh dunia bahwa manusia itu adalah makhluk yang sangat
terbatas dan sangat lemah. Janganlah merasa sombong dan bersikap arogan dengan
secuil kekuasaan dan kekayaan yang anda milliki. Apapun pangkat dan jabatan
anda, sekalipun anda presiden di sebuah negara besar yang kaya raya, apalagi
presiden di negara yang masih tergolong miskin, berapapun kekayaan yang anda
miliki sekalipun anda orang paling kaya nomor satu di dunia, bagi Allah SWT
Yang Maha Kuasa dan Maha Kaya, semua itu tidak ada harga dan nilainya, karena
milik Allah semua apa yang di alam raya ini dengan milyaran planet, sedangkan
bumi hanyalah satu dari sekian milyar planet yang ada di alam raya ini.
Patutkah manusia bersikap sombong di hadapan Allah dengan
menentang syariat Allah SWT, atau merasa lebih mampu mengurus dunia, kemudian
selalu bersikap apriori, benci dan anti tehadap segala sesuatu yang datang dari
Allah SWT.?
Fa'tabiru ya ulil abshar, la'allakum turhamun
Risman Muchtar, M.Si.
KOMENTAR