Oleh: Fauzul Azhim
Mahasiswa S2 Istanbul Sabattin Zaim University (IZU)
Mahasiswa S2 Istanbul Sabattin Zaim University (IZU)
Hagia Sophia kembali memancarkan pesonanya, bagai bunga tulip
di musim semi dan berubah menjadi magnet besar yang menyita perhatian dunia. 24
Juli 2020 adalah momen besar dalam sejarah monumen Hagia Sophia. Pemerintah
Turki secara resmi mengumumkan dan melaksanakan salat Jumat untuk pertama kalinya
setelah 86 tahun menjadi museum. Penetapan Hagia Sophia menjadi masjid
dilakukan berdasarkan pembatalan status Hagia Sophia sebagai museum dengan
putusan hukum tertinggi di Turki dengan nomor keputusan E:2016/16015,
K:2020/2595 tertanggal 2 Juli 2020. Pada tanggal 10 Juli, Erdogan resmi mengeluarkan
surat penetapan Hagia Sophia menjadi Masjid.
Khutbah Salat Jumat
Pertama Hagia Sophia
Salat Jumat pertama di Hagia Sophia pada tanggal 24 Juli 2020
dipimpin langsung oleh Ali Erbas menteri agama Republik Turki. Dalam khutbahnya
Ali Erbas menyampaikan rasa syukur atas dibuka kembali Hagia Sophia sebagai
masjid. Beliau juga menyampaikan bahwa momen kali ini mirip dengan momen pada
70 tahun lalu ketika azan pertama kali berkumandang di Turki setelah 18 tahun
azan tidak berkumandang seperti biasanya. “Hari ini kita mengalami hari yang
mirip dengan ketika 16 muadzin menggemakan suara Allahu Akbar di sekitar
bangunan dari 16 menara balkon di Masjid Biru (Masjid Sultan Ahmed), tepat di
seberang kita, 70 tahun yang lalu, dan penyatuan kembali masjid kita dengan
azan setelah 18 tahun lamanya berpisah.” Jelas Ali Erbas saat berkhutbah di
mimbar Hagia Sophia.
Seperti yang tercatat dalam sejarah bahwa pada masa awal
revolusi, Turki mengalami peralihan ideologi dari Islamisme kepada ideologi
sekuler dibawah kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk. Dibawah kepemimpinannya
azan di masjid menggunakan Bahasa Arab sempat dilarang sejak 1932 dan
berlangsung selama 18 tahun. Dengan bergantinya kekuasaan, azan kembali
berkumandang di tanah Turki pada tahun 1950 dibawah kepemimpinan Adnan
Menderes.
Selain itu, Ali Erbas dalam khutbahnya menyampaikan Salawat
dan Salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan kabar baik tentang
penaklukan Konstantinopel dan menyebutkan dalil penaklukan tersebut. Beliau juga
menyebut beberapa nama yang berperan penting dalam penaklukan Konstantinopel
dan sejarah Hagia Sophia itu sendiri. Beberapa nama tersebut antara lain
sahabat nabi Abu Ayyub Al-Ansari yang disebut sebagai arsitek spiritual
Istanbul yang memiliki peran penting dalam penaklukan Konstantinopel, Sultan
Alparslan, cendikiawan Akshamsaddin, arsitek tersohor pada masanya yaitu Mimar
Sinan yang merenovasi Hagia Sophia sehingga kokoh hingga saat ini. Selain itu
beliau juga menyampaikan salam kepada tokoh utama dibalik penaklukan Konstantinopel
yaitu Muhammad Al-Fatih atau yang disebut dengan Fatih Sultan Mehmed dengan
sedikit menyebutkan kehebatan-kehebatan beliau dalam strategi perang dan ilmu
yang dikuasai oleh Fatih Sultan Mehmed.
Dalam kesempatannya Ali Erbas juga menyampaikan narasi kebangkitan
Islam dan menyerukan untuk menghentikan wacana anti-islamis beserta segala
bentuk kekerasan dan penindasan terhadap umat islam. Selain itu seruan untuk
umat manusia diseluruh dunia juga disematkan dalam khutbahnya bahwa keadilan,
kedamaian, belas kasih, dan kebenaran harus ditegakkan dengan mempertahankan
nilai-nilai universal dan prinsip-prinsip moral yang melindungi martabat
manusia dan menjadikan makhluk yang paling terhormat.
Berdasarkan
khutbah dari Ali Erbas, bisa dilihat bahwa narasi Turki Usmani kembali
digaungkan sebagai semangat juang yang telah lama dipendam. Selama 86 tahun,
narasi Turki Usmani dan Islamisme selalu mengalami hambatan untuk digaungkan di
ruang publik. Terbukti ketika pemimpin setelah Ataturk, Adnan Menderes pada
tahun 1950 mencoba kembali menggaungkan islamisme di ruang publik. Beliau
memperbolehkan kembali azan dengan bahasa Arab dan membuka kembali ribuan
masjid di seluruh Turki yang sudah ditutup. Namun, pemerintahannya tidak
berjalan dengan mulus dan diakhiri dengan kudeta militer pada tahun 1960.
Selain itu
dari segi politik Internasional, Turki mencoba untuk selalu mengkampanyekan
eksistensi Islam dan membangkitkan semangat Islam Internasional. Turki dikenal
vokal terhadap isu-isu dunia Islam dikancah global di bawah kepemimpinan
Erdogan. 2009 menjadi momentum Erdogan mencuri perhatian dunia ketika memprotes
Presiden Israel Shimon Peres secara langsung di Forum Ekonomi Dunia terkait
konflik Palestina. sehingga banyak negara-negara Islam yang mengalihkan
pandangannya kepada Turki sejak saat itu. Kini Turki kembali mencuri perhatian
dunia khususnya negara-negara Islam dengan mengembalikan Hagia Sophia menjadi
Masjid. Ini bisa menjadi momentum baik kedepannya bagi citra Turki dihadapan
dunia Islam.
Antusias petinggi
negara dan masyarakat Turki
Ibadah salat Jumat pertama di Hagia Sophia dihadiri oleh para
politisi dan pejabat tinggi negara Republik Turki seperti ketua partai,
pemerintah provinsi hingga daerah dan termasuk presiden Recep Tayyip Erdogan
yang membuka perhelatan salat Jumat tersebut dengan membaca surat Al-Fatihah
dan surat Al-Baqarah. Para jamaah yang berada disekitar masjid mendengar dengan
sangat antusias dengan sesekali dikumandangkan takbir dan salawat oleh para
jamaah yang hadir.
Antusiasme masyarakat Turki yang sangat tinggi bisa dilihat
dari jumlah peserta salat Jumat pada hari itu. Diklaim oleh salah satu media
Turki TRT World, sebanyak 350.000 pengunjung memadati Hagia Sophia untuk
melaksanakan salat berjamaah secara langsung di sekitar masjid. Sejauh radius 1
kilomete area sekitar Masjid Hagia Sophia dipenuhi oleh para pengunjung yang
ingin melaksanakan ibadah salat Jumat.
Selain itu antusiasme yang tinggi khususnya dari penduduk
Istanbul bisa dilihat dari jumlah jamaah salat Jumat di masjid lain selain di
Hagia Sophia. Terdapat banyak masjid di kota Istanbul mengalami penurunan
jumlah jamaah salat Jumat, dikarenakan kebanyakan dari mereka memilih untuk
salat Jumat di masjid Hagia Sophia dan sekitarnya.
Penduduk Turki yang berada jauh dari kota Istanbul juga turut
berdatangan ke masjid Hagia Sophia untuk bisa merasakan salat berjamaah secara
langsung di hari pertama pembukaan Hagia Sophia. Masjid Hagia Sophia sudah
dipadati pengunjung sehari sebelum dibuka untuk salat Jumat, bahkan ada yang
bermalam disekitar komplek Hagia Sophia untuk bisa mendapatkan posisi terdekat
dengan masjid.
Akses dan Fasilitas
Penjagaan ketat dilakukan oleh para petugas keamanan, hingga
diberlakukan pengecekan beberapa kali. Diklaim oleh salah satu media Turki
Daily Sabah terdapat ribuan petugas keamanan yang mengamankan jalannya salat
Jumat pertama di Hagia Sophia. Berdasarkan keterangan dari Gubernur Istanbul
Ali Yerlikaya, untuk meminimalisir hal yang tidak diinginkan, pemerintah memberlakukan
pengecekan keamanan di 11 titik berbeda bagi siapapun yang masuk ke area masjid
Hagia Sophia di hari Jumat.
Selain keamanan, fasilitas kesehatan pun dikerahkan untuk
mendampingi jalannya kegiatan salat Jumat berjamaah di Hagia Sophia yang juga
menjadi perhatian bagi pemerintah. Daily Sabah melaporkan terdapat sebanyak 17
pos kesehatan dengan 736 tenaga medis, 101 kendaraan medis dan 1 buah
helikopter medis disiapkan di area sekitar Hagia Sophia untuk berjaga-jaga dan
memastikan kesehatan para pengunjung yang datang.
Pemerintah Kota Metropolitan Istanbul (IBB) juga mengambil
tindakan pencegahan untuk hari besar itu. Menyediakan 25 angkutan untuk
angkutan umum ke masjid secara gratis dan memberikan fasilitas area parkir di
wilayah ini secara gratis. Pemerintah kota juga membagikan 25.000 botol air,
masker, desinfektan, dan sajadah sekali pakai. Selain itu halte tramway disekitar
Hagia Sophia juga ditutup untuk mengoptimalkan ruang salat disekitar Hagia
Sophia. []
Selamat untuk Fauzul azhim, tulisannya bagus....
BalasHapus