MUHAMMADIYAH ITU BUKANLAH APA YANG ANDA FIKIRKAN, TETAPI APA YANG ANDA FIKIRKAN HARUS SESUAI DAN SEJALAN DENGAN MUHAMMADIYAH
Berdasarkan Anggaran Dasar Muhammadiyah BAB II Pasal 4 menyebutkan bahwa;
(1) Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan
Tajdid, bersumber pada Al-Qur`an dan As-Sunnah; dan
(2) Muhammadiyah berasas Islam.
Jadi jelas bahwa indikator utama Muhammadiyah itu adalah:
1. Gerakan Islam
2. Dakwah Amar makruf nahi munkar
3. Tajdid
4. Bersumber Al Quran dan As Sunnah
5. Berasas Islam
Semua program, kegiatan dan aktifitas yang dilakukan oleh Muhammadiyah adalah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Strategi gerakan yang dilakukan oleh Muhammadiyah adalah dakwah amar makruf nahi munkar. Merencanakan dan melaksanakan program kerja, mendirikan berbagai amal usaha, menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, termasuk kegiatan di bidang ekonomi dan politik, semua itu adalah dalam rangka dakwah amar makruf nahi munkar.
Tajdid di Muhammadiyah itu bermakna; Dalam bidang Aqidah dan Ibadah bermakna tajrid (purifikasi) pemurnian, yaitu menolak dan membasmi Taqlid, Bid'ah dan Churafat (TBC/penyakit Klasik), termasuk Sepilis, sekulerisme, pluralisme dan liberalisme (Sepilis/penyakit kontemporer); Dalam bidang mu'amalah, Tajdid bermakna pembaharuan, yaitu melakukan dinamisasi dalam seluruh gerakan yang dapat mendorong umat Islam menjadi umat yang berkemajuan sebagai bagian dari langkah strategis untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Semua gerakan, langkah-langkah strategis, motivasi dan inspirasi dari segala program yang dilakukan oleh Muhammadiyah itu harus bersumber Al Quran dan AsSunnah.
Seperti KHA Dahlan mendirikan Muhammadiyah terinspirasi dan termotivasi oleh Al Quran Surat Ali Imran ayat 104 dan 105. Bukan oleh pemikiran lain yang tidak sejalan dengan Al Quran dan As Sunnah, apalagi pemikiran yang sesat dan menyimpang seperti pemikiran dari para pengusung faham Sepilis yang berasal dari luar Islam dan para orientalisme yang ingin merusak Islam.
Berasas Islam menjadi prinsip yang sangat mendasar, bahwa berdirinya Muhammadiyah sejak awal adalah untuk mendakwahkan Islam, untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, untuk berjuang mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, yaitu masyarakat yang memiliki aqidah tauhid yang benar jauh dari kemusyrikan, masyarakat yang melakukan ibadah yang benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW jauh dari perbuatan bid'ah, dan masyarakat yang dalam bermuamalah mengikuti ajaran dan syariat Islam yang bersumber dari Al Quran dan As Sunnah.
Muhammadiyah itu memiliki berbagai dokumen resmi hasil dari keputusan Muktamar dan Tanwir yang telah dan terus disempurnakan dari satu priode ke priode berikutnya untuk merespon berbagai tuntutan dan tantangan dakwah dari masyarakat modern yang semakin berkembang dan dinamis.
Muhammadiyah itu bukan apa yang kita fikirkan, tetapi apa yang kita fikirkan haruslah sesuai dan sejalan dengan apa yang telah ditetapkan dan digariskan oleh Persyarikatan Muhammadiyah sebagaimana yang tercantum dalam berbagai dokumen resmi Persyarikatan Muhammadiyah, seperti; Tafsir Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah Pasal (TMAD), Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCH), Sifat dan Kepribadian Muhammadiyah, Khittah Perjuangan Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, Himpunan Putusan Tarjih (HPT) lMuhammadiyah, dan termasuk pedoman berorganisasi dalam Muhammadiyah.
Semua anggota Muhammadiyah, terutama yang mendapat amanah sebagai Pimpinan Persyarikatan dari pusat sampai ke ranting, majelis/lembaga/badan dan Ortom, serta menjadi Pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah, Dosen, guru dan karyawan, termasuk kader-kader Muhammadiyah wajib memiliki, membaca, memahami dengan baik dan benar seluruh dokumen resmi Persyarikatan Muhammadiyah tersebut untuk kemudian dijadikan sebagai pedoman dan Panduan dalam kehidupan pribadi, berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kehebatan, kepintaran, kekuasaan dan amanah yang diberikan oleh Allah SWT melalui Muktamar dan Musyawarah di segala tingkatan untuk memimpin Persyarikatan, memimpin Amal Usaha Muhammadiyah haruslah dipergunakan secara maksimal dan optimal sesuai petunjuk dan pedoman organisasi yang sudah ada, dan jangan kita mengurus Muhammadiyah sesuai dengan kemauan fikiran, keinginan dan kepentingan kita, dan jangan pula kita merusak, mengacak-acak Muhammadiyah untuk sesuatu tujuan dan kepentingan lain, termasuk kepentingan kekuasaan dan jabatan, fasilitas dan bantuan betapapun hebatnya, berapapun besar dan banyaknya, karena semua itu jika dilakukan dengan tidak ekstra hati-hati berpotensi merusak ideologi dan indepedensi Muhammadiyah.
Jangan pernah merasa paling hebat di Muhammadiyah, karena Muhammadiyah itu pasti lebih hebat dari kita. Jangan pernah merasa kitalah yang membesarkan Muhammadiyah, akan tetapi sadarilah bahwa Muhammadiyah lah yang membesarkan kita. Anda menjadi terhormat, anda menjadi terkenal dan anda diundang kemana-mana, karena anda Pimpinan Muhammadiyah bukan karena karena kehebatan anda, jangan pernah merasa sombong jadi orang Muhammadiyah.
Jika anda kaya, Muhammadiyah jauh lebih kaya dari anda, karena kekayaan Muhammadiyah itu jika diakumulasi ratusan triliyun rupiah. Jika anda profesor, Doktor, intelektual, ulama, orang cerdas dan orang-orang penting dan berpengaruh, maka Muhammadiyah adalah tempat berkumpulnya orang-orang hebat, profesor, Doktor, ulama, intelektual dan lainnya, sedangkan anda dan kita secara pribadi hanya salah seorang dari mereka. Jangan pula merasa paling berjasa di Muhammadiyah, karena yang paling berjasa di Muhammadiyah itu adalah KHA Dahlan dan sahabat-sahabatnya yang telah mendirikan Muhammadiyah.
Sebagai pelanjut dan penerus kepemimpinan Muhammadiyah, kewajiban kita adalah:
1. Menjaga ideologi, visi dan misi Muhammadiyah jangan sampai terkontaminasi dan terdistorsi dengan pemikiran sepilis dan pemikiran sesat dan menyimpang lainnya.
2. Menjaga kemandirian Muhammadiyah dan semua lembaga yang berada di bawahnya dari segala bentuk intervensi pihak eksternal yang dapat merusak dan mempengaruhi kebijakan dan arah perjuangannya, sehingga berakibat terjadinya inkonsistensi, deviasi dan disorientasi yang pada gilirannya menyebabkan terjadinya perpecahan di Muhammadiyah.
3. Menunaikan amanah kepemimpinan Persyarikatan Muhammadiyah dengan cara setiap individu ambil bagian tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan tetap menjaga kebersamaan, sama-sama bekerja dan bekerjasama dalam sebuah koordinasi dan tata kelola organisasi yang baik dan teratur, dan memegang tegung prinsip kolektif kolegial, menghormati hasil musyawarah, serta tetap memperkuat ukhuwah Islamiyah dan menjauhi segala macam bentuk perpecahan dan menghindari segala tindakan dan perkataan yang dapat merusak persaudaraan dan kekompakan sesama pimpinan dan warga Persyarikatan.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan hidayah dan taufiq-Nya kepada kita semua, amien
Nashrun Minallahi Wa Fathun Qarieb
Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,
Risman Muchtar
Wakil Ketua Majelis Tabligh PPM
KOMENTAR