Oleh: Sahidin
Guru dan Mahasiswa MPAI Uisma Bekasi
Pendidikan membuat manusia bisa menjalani kehiupan lebih baik dengan memaksimalkan potensi dalam dirinya. Dengan pendidikan manusia bisa lebih produktif dan berkontribusi positif bagi orang banyak. Manusia yang terdidik akan mampu berfikir dengan baik dan membuat keputusan yang tepat dalam menjalani hidupnya. Bagi kehidupan saat ini pendidikan sangatlah penting, karena dengan pendidikan manusia bisa lebih berilmu dan ilmu akan mengarahkan manusia pada jalan yang benar.
Ilmu memiliki kedudukan yang penting dalam islam, orang yang berilmu Allah angkat derajatnya bersama orang yang beriman. Seperti disebutkan dalam surah al Mujadalah ayat 11 “niscaya Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”. Dalam ayat ini dijelaskna bahwa orang berilmu memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak berilmu. Bahkan Imam syafii pernah mengatakan bahwa mencari ilmu lebih baik daripada sholat sunnah.
Kaitannya dengan ilmu, salah satu cara yang bisa dilakukan dalam menambah khazanah keilmuan yaitu dengan membaca. Dalam surah al Alalq ayat 1-5 yang merupakan wahyu pertama Nabi saw mengisyaratkan kepada kita bahwa begitu pentingnya membaca bahkan disebutkan dua kali kata “iqro” yang berarti “bacalah”. Membaca merupakan jendela dunia dan salah satu jalan terbaik bagi seseorang untuk menjadi manusia yang berilmu.
Jika kita melihat fakta saat ini, minat membaca di Indonesia sanagtlah rendah. Seperti yang dikemukakan UNESCO pada tahun 2022 lalu bahwa minta membaca di indonesia hanyalah 0,0001 persen artinya hanya 1 dari 1000 orang indonesia yang memiliki minat membaca. Indonesia menjadi negara 10 terbawah, yaitu berada pada peringkat ke 62 dari 70 negara. Begitupula hasil Asesmen Nasional pada tahun 2021, dinyatakan bahwa 70 persen siswa berusia 15 tahun memiliki kompetensi minimum dibawah standar internasional. Sedangkan Negara-negara yang berada pada peringkat tertinggi memiliki tingkat literasi yang tinggi, dan itu merupakan salah satu budaya di negara-negara maju.
Jika kita lihat fakta diatas, maka ada hal yang harus diperbaiki secara mendalam, salah satunya yaitu kecintaan terhadap ilmu. Ilmu dan membaca bagaikan satu koin yang tidak bisa dipisahkan, dengan membacalah kita akan mendapatkan ilmu. Membaca merupakan salah satu akses terbaik dalam memperoleh ilmu.
Kecintaan terhadap ilmu haruslah ditanamkan sedini mungkin, menjadi kewajiban bagi ayah dan ibu untuk menanamkan kecintaan terhadap ilmu. Karena pendidikan anak menjadi tanggungjawab orangtua selain mencari nafkah dan membesarkannya dengan sepenuh hati. Ibu sebagai madrasah pertama bagi anak sangat berperan penting dalam penanaman kecintaan terhadap ilmu. Karena ilmu tidaklah datang dengan sendirinya, tapi harus dicapai dengan membaca, pendidikan dan pengalaman dalam hidup.
Pendidikan dalam keluarga sangat mempengaruhi perkembangan anak pada masa kecil dalam membentuk kepribadian dalam dirinya. Perkembangan karakter anak akan dibentuk dalam lingkungan keluarga sebagai sekolah pertama bagi anak. Seperti yang disampaikan Dr. Dede Rubai Misbahul Alam, M.Pd dalam sebuah literasi berjudul “Pendidikan Nasional: Pendidikan Menguatkan Ketahanan Keluarga Nasional” yang dilansir tintahijau.com, beliau menyampaikan bahwa keluarga berperan penting terhadap perkembangan anak selain sekolah formal dan non formal. Keluarga berperan besar terhadap upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dengan adanya pengalaman sepanjang hidup seperti yang dijelaskan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional no 20 tahun 2003.
Masa kecil yaitu usia 1-6 tahun menjadi penting terhadap penanaman karakter pada anak karena masa itu mereka mulai belajar banyak hal seperti belajar berbicara, membaca, menulis, menghafal dan lain sebagainya. Maka pada saat itu menjadi waktu yang tepat bagi orangtua untuk menanamkan kecintaan terhadap ilmu.
Buku sebagai gerbang ilmu menjadi pilihan yang tepat untuk mengembangkan aspek intelektual dan emosional anak. Banyak buku tingkat anak-anak yang bisa menjadi piluhan untuk dibaca, seperti buku-kuku kisah para nabi, doa-doa, pengenalan pada lingkungan sekitar, dan lain sebagainya disesuaikan dengan bobot dan perkembangan anak. Dengan begitu diharapkan muncul kecintaan pada ilmu pengetahuan dan menjadikan membaca sebagai budaya untuk memperoleh ilmu.
Banyak manfaat yang bisa didapatkan anak ketika membaca seperti mengembangkan keterampilan bahasa, meningkat kreativitas dan imajinasi, brlajar konsentrasi dan fokus pada sesuatu, menanamkan konsep nilai-nilai seperti kejujuran, keberanian, dermawan dan lain sebagainya. Maka penting untuk menanamkan kecintaan terhadap membaca dan ilmu agar tercapai tujuan hidup dan tujuan pendidikan.[]
KOMENTAR